06
Apr
10

REVIEW JURNAL PENDIDIKAN

JUDUL          : ADVERSITITY QUOTIENT (AQ) DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA  SISWA PROGRAM AKSELERASI DAN PROGRAM REGULER

LATAR BELAKANG

Adversity Quotient merupakan bagian dari kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi berbagai problema hidup. Untuk mengetahui AQ seseorang dapat dilihat sejauh mana orang tersebut mampu mengatasi persoalan hidup bagaimanapun beratnya, dengan tidak putus asa. Hal ini diperkuat oleh Rukmana, menyatakan kalau seseorang memiliki AQ akan mampu menghadapi rintangan atau halangan dalam mencapai tujuan.

Dalam perkembangannya di masa depan siswa merupakan aset yang berharga bagi kemajuan serta kemakmuran sebuah bangsa. Siswa dalam mengemban tugasnya untuk belajar dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan, kesulitan, dan hambatan yang sewaktu – waktu dapat muncul. Usaha siswa untuk belajar dan berupaya memberikan prestasi yang terbaik, merupakan dorongan yang timbul dari kesadaran siswa itu sendiri atau disebut dengan motivasi. Bharat (1996) menyatakan motivasi berprestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh dari pengalaman emosional.

Siswa program akselerasi seharusnya memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk berprestasi di kelas, karena siswa program akselerasi memiliki tuntutan yang lebih tinggi dari segi pemberian materi pelajaran dibandingkan siswa program regular. Dengan memiliki motivasi, siswa akan yakin terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas, memiliki minat dan respon positif terhadap tugas yang dihadapi. Akan tetapi pada kenyataannya siswa akselerasi yang sesungguhnya unggul secara kognisi tidak terlepas dari permasalahan yang akan mengakibatkan menurunnya motivasi dalam diri siswa tersebut sehingga berdampak pada prestasi belajarnya yang menurun pula.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Adversity Quotient (AQ) dan motivasi berprestasi antara siswa program akselerasi dan siswa program regular.

METODE

  1. Metode Penelitian

a.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variable Adversity Quotient ( AQ), motivasi Berprestasi, Program Akselerasi dan Program Reguler. Variabel tergantung adalah motivasi berprestasi. Variabel bebas adalah Adversity Quotient (AQ) dan Program Reguler.

a.2. Hipotesa

Perbedaan tingkat Adversity Quotient (AQ) dan tingkat motivasi berprestasi pada siswa program akselerasi dan program regular.

a.3. Subjek Penelitian

Pelajar SMU Negeri 3 Yogyakarta, siswa kelas X (sepuluh) dan siswa kelas XI (sebelas) program akselerasi dan program regular. Jumlah subjek yang terlibat dalam pengisian skala penelitian sebanyak 112 responden.

  1. Metode Pengumpulan Data dan Alat Ukur Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket. Alat yang digunakan adalah Skala Adversity Quotient dan Skala Motivasi Berprestasi.

  1. Metode Analisis Data

Metode analisis statistik yang digunakan adalah uji beda ( t-test ) dan uji anakova General Linierb Model yang dilakukan dengan program computer SPSS 13.0 for Window.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji beda ( uji-t ) AQ pada siswa program akselerasi dan program regular menunjukkan t= 0,243 dan p= 0,809 ( p>0,05). Sedangkan motivasi berprestasi pada program akselerasi dan program regular diperoleh t = 0,262 dan p = 0,794 (p>0,05). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat AQ dan tingkat motivasi berprestasi pada siswa program akselerasi dan program regular. Hasil uji anakova menunjukkan F = 5403,079 dengan p = 0,000 ( p<0,01). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat motivasi berprestasi yang sangat signifikan antara siswa program akselerasi dan program regular dengan mengontrol AQ. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi berprestasi sangat dipengaruhi oleh Adversity Quotient (AQ).

KOMENTAR

Adversity Quotient adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi situasi – situasi masalah atau kemalangan dalam kehidupan. Akselerasi adalah suatu kemampuan yang diperoleh dalam pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional. Sedangkan reguler adalah teratur, tetap atau biasa.

Adversity Quotient dan motivasi berprestasi siswa saling berhubungan. Seperti siswa yang mengemban tugas untuk belajar dan berupaya memberikan prestasi yang terbaik di kelas dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan, kesulitan, dan hambatan menjadi sebuah peluang dalam menggapai prestasi atau AQ-nya tinggi, dianggap sebagai siswa yang memiliki motivasi tinggi. Siswa, dalam rangka pencapaian tugas belajarnya tidak terlepas dari berbagai kesulitan. Kesulitan – kesulitan inilah yang dapat mengakibatkan turunnya semangat siswa untuk belajar sehingga menghambat pencapaian prestasi belajarnya. Pada siswa program akselerasi menunjukkan bahwa motivasi berprestasinya sangat kuat sedangkan pada siswa program reguler dorongan ini mulai dari yang kuat hingga sama sekali tidak ada motivasi berprestasi.

Bagaimanapun juga setiap orang pasti akan menghadapi masalah dalam hidupnya, tidak terkecuali siswa akselerasi maupun reguler. Yang menjadi masalah adalah kemampuan mereka dalam menghadapi masalah tersebut. Misalnya seorang siswa mengalami masalah dengan keluarganya, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pasti akan mampu menempatkan masalah itu di tempatnya yang benar, sehingga tidak mengganggu proses belajarnya. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, maka dia akan semakin tertekan karena masalah itu sehingga sudah tidak peduli dengan proses belajarnya.

Dari hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara AQ dan motivasi berprestasi pada siswa program akselerasi dan program reguler. Siswa yang memiliki AQ yang tinggi maka ia akan mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi atau dapat memberikan yang terbaik.


0 Responses to “REVIEW JURNAL PENDIDIKAN”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


April 2010
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930